Sumedang, 22 Agustus 2025 – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sumedang tengah mematangkan persiapan Gerakan Solidaritas Kemanusiaan (GSK) 2025. Agenda penggalangan donasi ini digelar sebagai upaya memperkuat kepedulian sosial masyarakat sekaligus mendukung program kemanusiaan PMI di daerah.
Rapat koordinasi persiapan GSK dipimpin langsung Wakil Bupati Sumedang Fajar Aldila di Markas PMI Sumedang, Jumat (22/8/2025). Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai skema pengumpulan donasi baik dalam bentuk uang maupun barang, dengan melibatkan masyarakat umum, pegawai perusahaan, PNS, TNI/Polri, organisasi, hingga lembaga sosial lainnya.
Donasi Bukan Hanya Materi, Tetapi Kesadaran Sosial
Wabup Fajar menegaskan, gerakan ini bukan sekadar soal nominal sumbangan, melainkan peningkatan kesadaran dan kepedulian sosial.
“Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengumpulan dana salah satunya melalui sistem QRIS di coffee shop. Para pengunjung dapat memberikan sumbangan mereka dalam bentuk tunai maupun non tunai,” jelas Fajar.
Ia menambahkan, melalui metode ini masyarakat lebih mudah berkontribusi tanpa harus terbebani jumlah besar. “Yang paling penting adalah partisipasi dari setiap individu,” ujarnya.
Menurutnya, metode ini dinilai lebih efektif karena mendorong partisipasi luas. “Nominal bukanlah hal yang menjadi pusat perhatian, melainkan keikutsertaan sudah menjadi niat baik dalam gerakan solidaritas ini,” kata Wabup.
Inovasi: Donasi via QRIS dan Barang Bekas Layak Pakai
Selain memanfaatkan QRIS di kafe dan ruang publik, GSK juga mengusung konsep donasi barang bekas. Barang-barang yang masih layak pakai akan dikumpulkan melalui proses collecting hingga ditempatkan pada booth offline.
Menurut Fajar, kalangan mahasiswa memiliki potensi besar dalam kegiatan ini. “Mahasiswa biasanya memiliki banyak pakaian yang sudah tidak terpakai,” ungkapnya.
Melalui donasi barang bekas layak pakai, masyarakat dapat terlibat dalam gerakan kemanusiaan tanpa harus mengeluarkan uang. Dengan demikian, akses kontribusi menjadi lebih luas dan inklusif.
Menguatkan Solidaritas Antarwarga
Gerakan Solidaritas Kemanusiaan tidak hanya berfokus pada hasil pengumpulan dana atau barang. Lebih dari itu, kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan semangat solidaritas antarwarga.
“Gerakan ini bukan hanya sekadar dari pengumpulan dana atau barang, tetapi memperkuat solidaritas antarkemanusiaan,” ujar Fajar.
Dengan menggabungkan berbagai bentuk donasi, GSK diharapkan dapat menjadi momentum kebersamaan lintas kelompok masyarakat, mulai dari pelajar, pekerja, aparat, hingga organisasi sosial.
Dampak yang Diharapkan
PMI Sumedang menargetkan GSK 2025 menjadi gerakan yang berkesinambungan. Dana dan barang yang terkumpul akan dialokasikan untuk mendukung berbagai program kemanusiaan, seperti bantuan bencana, pelayanan kesehatan masyarakat, hingga kegiatan sosial lainnya.
Fajar menekankan pentingnya keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas. “Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan dampak yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Partisipasi Sebagai Kunci
Melalui Gerakan Solidaritas Kemanusiaan, PMI Sumedang ingin menunjukkan bahwa kontribusi sosial dapat dilakukan dengan cara sederhana, baik melalui sumbangan uang, donasi via QRIS, maupun pemberian barang bekas layak pakai.
Pesan utama yang diangkat adalah partisipasi. Besar atau kecilnya donasi bukan menjadi ukuran utama, melainkan niat dan keterlibatan masyarakat dalam memperkuat rasa kemanusiaan.
Dengan pendekatan inklusif ini, PMI Sumedang berharap GSK 2025 tidak hanya menjadi kegiatan tahunan, melainkan budaya sosial yang terus tumbuh di tengah masyarakat.