Sumedang, 6 Oktober 2025 – Internet udah jadi napas Gen Z sehari-hari. Enggak cuma buat scroll medsos atau main game, tapi juga buat ngembangin skill dan kreativitas. Nah, kabar gokil datang dari ISBI Bandung dan Pemkab Sumedang. Mereka berkolaborasi buat bikin Prodi Televisi dan Film di Sumedang Creative Center (GCC). Ini bukan cuma berita biasa, tapi sinyal kalau industri kreatif, khususnya film, bakal naik kelas di Sumedang.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, semangat banget pas ngasih kuliah perdana buat mahasiswa Prodi Televisi dan Film ini.
“Alhamdulillah MoU dengan ISBI berjalan dengan baik,” katanya. Beliau cerita kalau kolaborasi ini udah dimulai dari KKN sampai penampilan mahasiswa ISBI di acara Pemda. Bahkan, di Rancakalong, mereka udah bangun ekosistem seni dan budaya berbasis kearifan lokal. Ini bukti kalau kolaborasi ini enggak main-main dan serius mau ngembangin potensi lokal.
Menurut Bupati Dony, langkah ini merupakan awal yang baik buat kemajuan seni dan budaya di Sumedang. Apalagi Sumedang itu punya segudang cerita dan sejarah yang bisa dijadiin film dokumenter keren. Mulai dari cerita legendaris Tahu Sumedang, sejarah Cadas Pangeran yang bikin merinding, sampai kuliner-kuliner viral yang bisa banget diangkat ke layar lebar.
“Sangat tepat ISBI memilih Sumedang menjadi tempat Prodi Pertelevisian dan Perfilman,” kata Dony.
Yang lebih gokil lagi, kolaborasi ini bakal ngadain kelas afirmasi buat warga Sumedang. Jadi, kesempatan buat kalian yang mau belajar bikin film itu makin terbuka lebar. Bupati Dony bilang, “Kerjasama dengan ISBI ini merupakan bagian dari perjalanan penting bagi kami untuk ikut berkontribusi memajukan seni dan budaya.” Menurut beliau, negara yang maju itu industri filmnya juga maju. “Film bisa mengubah pandangan orang. mengubah sebuah bangsa dan menyebar ke bangsa lainnya dari film,” tegasnya. Film bukan cuma hiburan, tapi juga investasi peradaban.
Bupati Dony berharap ISBI bisa jadi magnet di Sumedang yang ngejembatanin ilmu pengetahuan antara kampus dan masyarakat.
“Anda menjadi jembatan ilmu pengetahuan antara kampus dan masyarakat dan bagaimana membangun di Kabupaten Sumedang ini,” katanya, sambil nambahin kalau mahasiswa ISBI bisa jadi magnet yang melahirkan karya, inovasi, kolaborasi dan memberikan yang terbaik.
Rektor ISBI, Retno Dwimarwati, juga excited banget sama kolaborasi ini. Awalnya, mereka mau pakai Geoteater Rancakalong, tapi akhirnya GCC Sumedang yang dipilih karena fasilitasnya udah lengkap dan memadai buat belajar bikin film. Yang bikin terharu, ternyata 20 mahasiswa yang kuliah di Sumedang ini milih sendiri lho.
“Mereka memilih ingin di Sumedang. Ini adalah upaya awal bersinergi dan berkolaborasi dengan Sumedang melalui pendidikan,” kata Retno.
Retno juga nambahin kalau peminat Prodi Film ini banyak banget, tapi sayangnya kuota yang tersedia terbatas. Nah, dengan adanya kelas di Sumedang ini, mereka jadi bisa menampung lebih banyak mahasiswa yang punya mimpi buat jadi sineas profesional. Ini kabar bagus banget buat Gen Z yang pengen banget terjun ke dunia film, tapi terkendala kuota.
Secara keseluruhan, pembukaan Prodi Televisi dan Film di Sumedang ini bukan cuma tentang pendidikan, tapi juga tentang masa depan. Ini adalah langkah maju buat bikin Sumedang jadi pusat industri kreatif. Dengan fasilitas yang oke, dukungan pemerintah, dan semangat dari mahasiswa, bukan enggak mungkin kalau dari Sumedang bakal lahir sutradara, produser, atau sineas-sineas hebat yang karyanya mendunia. Kolaborasi ini bener-bener jadi bukti kalau pemasaran digital dan inovasi bisa ngedorong kemajuan suatu daerah, bahkan meningkatkan daya saing bisnis di era modern ini.