News

No More Fatherless! Bupati Sumedang Turun Tangan Ambil Rapor Anak ke Sekolah

28
×

No More Fatherless! Bupati Sumedang Turun Tangan Ambil Rapor Anak ke Sekolah

Share this article
Gerakan Ayah Ambil Rapor

hallosumedang – Ada pemandangan unik di SMA Negeri 1 Sumedang pada Senin pagi (22/12/2025). Di sela-sela kesibukan pembagian rapor semester, Bupati Sumedang, Dr. H. Dony Ahmad Munir, S.T., M.M., terlihat hadir di antara para orang tua murid. Namun, kedatangannya kali ini bukan untuk urusan protokoler atau agenda dinas, melainkan murni sebagai seorang ayah yang ingin memberikan support langsung kepada buah hatinya.

“Alhamdulillah, pagi ini saya bisa datang langsung ke SMA Negeri 1 Sumedang untuk mengambil rapor anak saya, Alfitra,” ujar Bupati.

Aksi nyata orang nomor satu di Sumedang ini menjadi gong dimulainya Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah. Gerakan ini bukan sekadar imbauan lisan, tapi sudah diperkuat secara hukum melalui Surat Edaran Bupati Sumedang Nomor 100 Tahun 2025.

Mengapa Ayah Harus Hadir?

Selama ini, urusan mengambil rapor sering dianggap sebagai “tugas ibu” saja. Padahal, menurut Bupati Dony, kehadiran sosok ayah di sekolah memiliki dampak psikologis yang sangat masif bagi kepercayaan diri anak. Mengambil rapor adalah momen krusial untuk membangun bonding emosional yang lebih dalam.

“Ketika ayah hadir, anak merasa diperhatikan. Dari situlah ayah bisa menjadi teman curhat, sumber motivasi, dan penyemangat bagi anak-anaknya,” tuturnya.

Bupati Dony menegaskan, kedekatan emosional antara ayah dan anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan akademik, karakter, dan akhlak anak. Dengan hadir langsung, ayah bisa mengetahui progres belajar anak secara akurat, mulai dari prestasi hingga perilaku di kelas.

“Ayah perlu melihat langsung bagaimana perkembangan pendidikan anaknya, prestasinya, sikapnya, dan pembentukan karakternya. Dengan cara sederhana seperti datang ke sekolah, dampaknya bisa luar biasa,” ungkapnya.

Melawan Fenomena Fatherless

Gerakan ini sebenarnya adalah respons serius pemerintah daerah terhadap isu fatherless yang sedang marak dibahas di media sosial. Fenomena ini merujuk pada kondisi di mana seorang anak merasa kehilangan keterlibatan emosional ayahnya, meskipun secara fisik sang ayah ada di rumah.

See also  Wabup Fajar: Toleransi Kunci Keharmonisan Kehidupan Beragama di Sumedang

Data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2025 menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan: sekitar 25,8 persen keluarga di Indonesia mengalami kondisi fatherless ini. Jika dibiarkan, hal tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan pembentukan identitas remaja.

Melalui Surat Edaran terbaru, Pemkab Sumedang mengimbau seluruh ayah yang memiliki anak di jenjang PAUD hingga SMA/SMK untuk meluangkan waktu hadir ke sekolah saat penerimaan rapor mulai Desember 2025.

Ada Dispensasi Khusus Buat Para Ayah

Bagi para ayah yang bekerja, pemerintah daerah memberikan solusi konkret. Pemkab Sumedang memberikan dispensasi keterlambatan kerja bagi para ayah yang mengikuti gerakan ini, tentunya dengan mengikuti aturan teknis di instansi masing-masing. Langkah ini diambil agar tidak ada lagi alasan “sibuk kerja” untuk melewatkan momen penting perkembangan anak.

“Ini salah satu ikhtiar kecil tapi bermakna besar. Banyak cara menguatkan hubungan ayah dan anak, dan mengambil rapor adalah salah satunya,” kata Bupati.

Gerakan ini diharapkan bisa menciptakan keseimbangan peran dalam pola asuh (parenting) antara ayah dan ibu. Dengan dukungan emosional yang seimbang dari kedua orang tua, generasi muda di Sumedang diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan berkarakter unggul.

Sinergi Rumah dan Sekolah

Kehadiran Bupati Dony di SMAN 1 Sumedang menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setinggi apa pun jabatan seseorang, peran sebagai orang tua tidak boleh terabaikan. Pendidikan bukan cuma tanggung jawab guru di sekolah, tapi juga kolaborasi nyata antara ayah dan ibu di rumah.

Aksi ini diharapkan menjadi trendsetter positif bagi seluruh warga Sumedang. Sudah saatnya para ayah mengambil peran lebih aktif dalam perjalanan pendidikan anak-anak mereka.