Sumedang, 21 Maret 2025 – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, memimpin rapat evaluasi penanggulangan kemiskinan di Ruang Tadjimalela Bappeda pada Jumat (21/3/2025). Dalam rapat ini, Sekda menyoroti bahwa meskipun angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang terus menurun, penurunan tersebut masih belum signifikan.
“Pekerjaan rumah kita masih banyak, dengan angka kemiskinan mencapai 9,01 persen. Ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk,” ujar Sekda.
Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang turut fokus pada berbagai indikator makro lainnya yang perlu diperkuat dalam strategi intervensi.
“Belum lagi indikator-indikator makro lain yang harus kita komprehensifkan dalam intervensinya. Oleh karena itu, kami mengadakan rapat bersama berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan berbagai konsep program dan kegiatan yang dapat mempercepat penurunan kemiskinan,” jelasnya.
Pada tahun 2024 lalu, Pemda Sumedang berhasil menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen.
“Berdasarkan perhitungan by name by address dari Pemda Sumedang, kemiskinan ekstrem di daerah ini sudah mencapai nol persen. Nantinya, angka ini akan dikonfirmasi melalui survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2025 mendatang,” tuturnya.
Sekda menegaskan bahwa berbagai intervensi yang telah dilakukan untuk menangani kemiskinan ekstrem harus terus dilanjutkan agar tidak terjadi lonjakan kembali.
“Kita harus memastikan kemiskinan tidak kembali meningkat hingga masuk kategori ekstrem. Oleh karena itu, evaluasi dan intervensi harus terus dilakukan secara berkelanjutan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
“Kami sedang menyusun kerangka strategis untuk berbagai intervensi dan akan menerapkan konsep role model di Desa Kutamandiri dan Desa Rancakalong. Jika hasilnya efektif dan berhasil, maka model ini dapat dijadikan skema untuk menekan angka kemiskinan secara lebih luas,” pungkasnya.