Sumedang, 27 Agustus 2025 – Permasalahan stunting tidak sekadar persoalan tinggi badan anak, tetapi menyangkut masa depan generasi, kecerdasan bangsa, dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sumedang, Fajar Aldila, saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sumedang di Ruang Rapat Tadjimalela, Rabu (27/8/2025).
“Di Kabupaten Sumedang, patut bersyukur karena kerja keras selama ini mulai membuahkan hasil. Jika melihat angka stunting mengalami penurunan dari tahun ke tahun, walaupun tahun 2024 ada kenaikan. Namun selama ini masih ada satu anak yang tumbuh tidak optimal, maka tugas belum selesai,” ujarnya.
Pernyataan itu menegaskan bahwa meski tren penurunan terlihat, komitmen dan kolaborasi tidak boleh kendur. Setiap anak yang tumbuh tidak optimal menjadi pengingat bahwa target perbaikan gizi belum sepenuhnya tercapai.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci
Menurut Wabup Fajar, penanganan stunting tidak bisa dibebankan hanya pada satu dinas, posyandu, atau puskesmas. Stunting adalah isu multidimensi yang memerlukan kerja bersama. “Penanganan stunting harus melibatkan lintas sektor yang membutuhkan sinergi semua pihak,” tegasnya.
Ia menekankan, pemerintah daerah telah memiliki sejumlah sistem digital sebagai alat pendukung, seperti e-Simpati dan Sakip Desa, serta inovasi layanan publik lain yang sudah berjalan. Tantangannya kini adalah memastikan implementasi konsisten, kolaboratif, dan kreatif di lapangan.
Dengan pemanfaatan teknologi, koordinasi diharapkan lebih terarah dan transparan. Data real time memungkinkan langkah cepat dalam mengidentifikasi masalah serta menghindari tumpang tindih program antarinstansi.
Data Akurat dan Pemetaan Masalah
Langkah penting berikutnya adalah meningkatkan akurasi data dan pemetaan masalah. Menurut Wabup, data yang valid menjadi dasar dalam menentukan strategi intervensi. “Akurasi data dan pemetaan masalah secara real time penting untuk memastikan konvergensi program di lapangan berjalan tanpa tumpang tindih,” katanya.
Pemetaan yang tepat akan membantu menentukan wilayah prioritas dan kelompok sasaran yang benar-benar membutuhkan perhatian. Dengan demikian, intervensi dapat lebih efektif dan tepat sasaran.
Pemberdayaan Kader dan Masyarakat
Selain dukungan kebijakan dan teknologi, peran masyarakat tidak kalah penting. Wabup mengajak agar kader kesehatan dan masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai penerima bantuan, melainkan sebagai pelaku perubahan. “Berdayakan kader dan masyarakat, bukan hanya sebagai penerima bantuan, tetapi sebagai pelaku perubahan. Menyiapkan generasi yang kelak akan memimpin Sumedang, Jawa Barat bahkan Indonesia. Dan masa depan itu sedang dibentuk hari ini,” ujarnya.
Pesan itu mencerminkan pendekatan partisipatif, di mana masyarakat diberi ruang aktif dalam mengawal kesehatan dan gizi anak. Partisipasi masyarakat dianggap mampu memperkuat program pemerintah sekaligus memastikan keberlanjutan.
Masa Depan Generasi Sumedang
Pemerintah Kabupaten Sumedang meyakini bahwa penanganan stunting adalah investasi jangka panjang. Generasi yang sehat, cerdas, dan produktif hanya bisa diwujudkan dengan dukungan gizi optimal sejak dini.
Komitmen kolektif antara pemerintah, tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat menjadi fondasi untuk mencapai target penurunan stunting. Upaya ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat pertumbuhan.
Melalui konsistensi kebijakan, penerapan sistem digital, serta pemberdayaan masyarakat, Sumedang berharap dapat terus menekan angka stunting. Meski tantangan masih ada, sinergi lintas sektor diharapkan mampu melahirkan generasi unggul yang akan menentukan masa depan Sumedang, Jawa Barat, dan Indonesia.