Ekonomi

APTI Sumedang Usulkan Pasar Tembakau Tanjungsari Jadi Pasar Model

4
×

APTI Sumedang Usulkan Pasar Tembakau Tanjungsari Jadi Pasar Model

Share this article
APTI Sumedang

Sumedang, 3 September 2025 – Dalam audiensi antara APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Sumedang dengan Wakil Bupati Sumedang, H. Fajar Aldila, muncul usulan strategis untuk menjadikan Pasar Tembakau Tanjungsari sebagai pasar model tembakau di wilayah Jawa Barat. Tujuannya agar dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) dapat dioptimalkan dan menyasar langsung kesejahteraan petani.

Audiensi digelar di Ruang Rapat Wakil Bupati, dihadiri petani tembakau, pengurus APTI, dan pejabat pemerintah daerah. Diskusi utama berkisar pada transparansi penggunaan DBHCHT, pengembangan jaringan pemasaran, serta pembenahan infrastruktur pasar tembakau di Sumedang.

Usulan Pasar Model dan Transparansi DBHCHT

Menurut APTI Sumedang, Pasar Tembakau Tanjungsari memiliki potensi strategis menjadi pusat pemasaran utama tembakau lokal. Pasar ini diharapkan tidak hanya sebagai tempat transaksi, tetapi juga pusat model bagi pengembangan kualitas, distribusi, dan monitoring harga.

Wabup Fajar menekankan pentingnya transparansi penggunaan DBHCHT agar petani merasakan manfaat langsung. “Jika pemanfaatan DBHCHT optimal, kesejahteraan petani akan meningkat. Kalau petani berhasil, pasar ikut berkembang, dan ekonomi mereka pun akan lebih baik,” ujar Fajar.

Sumedang memiliki keunggulan dalam tanaman tembakau unggulan seperti Tembakau Mole dan Tembakau Hitam, yang menjadi harapan untuk diperluas pasarnya hingga ke tingkat nasional maupun ekspor.

Langkah Akselerasi dan Dukungan Kebijakan

Dalam pertemuan itu, APTI juga mengusulkan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung pasar tembakau, seperti fasilitas penimbangan, gudang kualitas, dan jaringan distribusi. Hal ini dianggap penting agar pasar tembakau lokal bisa berjalan lebih profesional dan kompetitif.

Wabup Fajar menyambut baik usulan tersebut. Ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah akan mendukung pengembangan pasar model melalui kebijakan dan fasilitas pendampingan bagi petani. Selain itu, diperlukan sinergi antarpihak agar pasar model tersebut bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

See also  Kinerja KALOG Express Cetak Rekor Naik 33 Persen, Bukti Konsistensi Pertumbuhan Layanan Kurir Nasional

Manfaat bagi Petani dan Ekonomi Daerah

Optimalisasi DBHCHT dan keberadaan pasar model bukan sekadar gagasan administratif melainkan langkah strategis agar nilai tambah tembakau lokal bisa meningkat. Dengan pasar yang terstruktur, petani bisa memperoleh harga lebih adil, penyaluran produk lebih efisien, serta pengurangan ketergantungan terhadap tengkulak.

Wabup Fajar berharap bahwa dengan perbaikan kebijakan, infrastruktur, dan pelayanan, petani tidak lagi hanya sebagai penyedia bahan baku, tetapi pelaku utama yang menikmati hasil dari rantai nilai tembakau.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Meski usulan sudah jelas, tantangan tetap ada. Pasar model memerlukan modal, regulasi yang mendukung, dan komitmen bersama agar tidak hanya menjadi retorika. Petani, pengurus asosiasi, dan pemerintah harus berjalan bersama.

APTI Sumedang berharap agar hasil audiensi ini segera diimplementasikan dengan rencana kerja yang konkret dan waktu pelaksanaan yang jelas. Dengan demikian, sektor tembakau lokal akan lebih berdaya saing dan memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani dan perekonomian Sumedang secara umum.

Pasar Tembakau Tanjungsari yang difungsikan sebagai pasar model bisa menjadi etalon bagi pasar tembakau daerah lain, terutama dalam hal pengelolaan DBHCHT, transparansi, dan mutu produk. Bila terwujud, Sumedang dapat dikenal sebagai daerah yang membina dan menguatkan petani tembakau, bukan hanya sebagai wilayah penghasil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *