News

Angka Stunting Sumedang 2025 Turun Jadi 6,74 Persen

16
×

Angka Stunting Sumedang 2025 Turun Jadi 6,74 Persen

Share this article

HALLOSUMEDANG – Pemerintah Kabupaten Sumedang kembali mencatat kemajuan signifikan dalam upaya penurunan prevalensi stunting di wilayahnya. Berdasarkan hasil publikasi data stunting tahun 2025, angka stunting balita (usia 0–59 bulan) turun menjadi 6,74 persen, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data tersebut berdasarkan Press Release Rakor Publik Data Stunting Tahun 2025, pada Selasa, 21 Oktober diruang Rapat Bapperinda Sumedang

Capaian ini menjadi bukti nyata keberhasilan aksi konvergensi penurunan stunting yang dijalankan Pemkab Sumedang secara terintegrasi dan berbasis data.

Konvergensi Penurunan Stunting Berbasis Data

Penurunan stunting di Sumedang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam meningkatkan indikator kesehatan masyarakat. Pemerintah daerah merancang strategi konvergensi dengan melibatkan berbagai sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan infrastruktur agar intervensi dapat tepat sasaran.

Melalui aksi manajemen data yang terintegrasi, Pemkab Sumedang melaksanakan kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) setiap Agustus. Kegiatan ini menjadi dasar pengumpulan data gizi anak dengan standar pengukuran dari Kementerian Kesehatan, yang meliputi cakupan pengukuran optimal, tenaga pengukur terlatih, alat ukur terstandar, serta validasi data yang akurat.

Selain itu, Pemkab Sumedang telah memiliki data by name by address seluruh balita yang diukur, sehingga setiap intervensi dapat dilakukan secara akuntabel dan terarah.

Capaian Pengukuran dan Hasil Penurunan

Berdasarkan Data Sigizi Kesga per 30 September 2025, jumlah sasaran balita di Sumedang sebanyak 68.873 anak, dengan 68.605 anak (99,61%) berhasil diukur. Dari hasil pengukuran tersebut, angka stunting balita usia 0–59 bulan tercatat 6,74 persen.

Sementara untuk kelompok baduta (usia 0–23 bulan), prevalensi stunting tercatat 4,26 persen, mengalami penurunan dari tahun 2024 yang mencapai 5,0 persen.

Sebaran Kasus dan Kecamatan dengan Angka Tertinggi

Dari hasil analisis wilayah, terdapat dua kecamatan dengan kasus stunting tertinggi, yakni Kecamatan Jatigede (10,92%) dan Kecamatan Ujungjaya (9,36%).
Adapun kecamatan dengan angka stunting terendah adalah Kecamatan Wado, dengan hanya 3,13 persen.

See also  Wagub Jabar Erwan : Sumedang Pusat Peradaban Sunda yang Makin Maju

Meskipun sebagian besar kecamatan menunjukkan tren penurunan, tercatat lima kecamatan mengalami peningkatan persentase stunting, yaitu Sukasari, Cisitu, Darmaraja, Paseh, dan Buahdua.
Namun, sejumlah kecamatan lain seperti Cimanggung, Situraja, dan Tomo berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Langkah Dinas Kesehatan dan Penanganan Balita Stunting

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang melalui UPTD Puskesmas terus memperkuat tindak lanjut terhadap balita yang teridentifikasi stunting. Berdasarkan data tahun 2025:

99,82% balita mendapat edukasi dan konseling gizi,

98,95% dilaporkan ke puskesmas,

78,67% mendapat kunjungan ulang,

56,27% dipantau dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), dan

3,77% dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.

Langkah ini menunjukkan upaya berkelanjutan dalam mendampingi anak-anak stunting agar segera pulih dan tumbuh optimal.

Analisis Faktor Penyebab Stunting

Dari hasil analisis data, sejumlah faktor masih berkontribusi terhadap kasus stunting di Sumedang, di antaranya:

Perilaku merokok di dalam rumah (89,70%),

Tidak memiliki jaminan JKN/BPJS (44,94%),

Riwayat ibu hamil KEK (10,41%),

Tidak melakukan imunisasi (3,38%),

Penyakit penyerta (2,24%),

Kecacatan (1,23%),

Tidak memiliki jamban sehat (1,08%), serta

Tidak adanya akses air bersih (0,84%).

Faktor-faktor tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk ditangani melalui intervensi lintas sektor.

Komitmen Pemkab Sumedang: Turunkan Stunting, Wujudkan Generasi Sehat

Pemkab Sumedang menegaskan komitmennya dalam memperkuat kebijakan penurunan stunting berbasis data dan aksi konvergensi. Melalui peningkatan cakupan pengukuran dan intervensi yang responsif, Kabupaten Sumedang berhasil menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting.

Keberhasilan ini juga mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah daerah, puskesmas, dan masyarakat dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Pemkab Sumedang bertekad mempertahankan tren positif ini melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor agar stunting terus menurun secara berkelanjutan.