hallosumedang – Sumedang lagi ngebut nih soal e-government dan Diskominfosanditik nggak mau ketinggalan. Mereka baru aja kerja sama bareng Kantor Bea Cukai Bandung buat ngadain event keren: Diseminasi Ketentuan di Bidang Cukai bagi Para Pengelola Media Sosial Tahun 2025.
Acara ini digelar dua hari di Jatinangor National Golf (JNG) dan diikuti sama pengelola medsos dari 29 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Sumedang. Dibuka resmi sama Kepala Diskominfosanditik Sumedang, Bapak Sonson Nurihsan.
Hari pertama, peserta dapet sharing ilmu dari praktisi jurnalistik dan medsos, Deddi Rustandi dan Agus Sukman, dengan materi “Strategis Penyebarluasan Informasi Publik melalui Media Sosial”. Hari kedua, gak kalah seru, ada paparan langsung dari Bea Cukai Bandung, yaitu Yudi Irawan dan Almeyda Irawan, yang dimoderatori Denny Kuswaya.
Kadis Kominfosanditik Sonson ngejelasin kalau acara ini dananya dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Beliau juga bilang, kegiatan ini bagian dari edukasi publik terkait pemanfaatan dana cukai.
Dengerin nih, guys! Sumedang sekarang jadi salah satu daerah rujukan nasional dalam penerapan e-government. Banyak banget daerah lain yang dateng buat studi tiru. Kenapa bisa gitu? Kata Sonson, ini karena peran aktif para pengelola medsos SKPD yang udah mampu menyampaikan informasi pembangunan secara cepat dan akurat kepada masyarakat.
“Lompatan inovasi Sumedang sangat cepat. Banyak daerah datang ke sini untuk belajar. Karena itu, pengelola media sosial harus terus meningkatkan kapasitasnya agar penyebaran informasi publik semakin efektif dan berkualitas,” tambah beliau.
Intinya, medsos pemerintah itu wajib banget jadi saluran informasi yang mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. Konten yang di-share harus kreatif, akurat, dan mencerdaskan. “Konten yang disampaikan bukan hanya menarik, tapi juga membawa nilai edukasi dan kepercayaan publik,” tegas Sonson. Jadi, medsos Pemda nggak boleh cuma FYP, tapi juga harus bikin kita pinter! 👍
