SUMEDANG – Kabupaten Sumedang terus menunjukkan potensinya sebagai salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di Jawa Barat. Dengan luas lahan pertanian yang sangat cocok untuk budidaya tembakau, daerah ini menjadi pemasok utama komoditas tersebut di provinsi ini.
Sebagai daerah penghasil tembakau, Sumedang setiap tahunnya menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai program pertanian, termasuk pengembangan tembakau.
Plt Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Sumedang, Cucu Hidayat, mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang dimiliki, produksi daun tembakau di Sumedang mencapai 21.000 ton per tahun.
“Iya, berdasarkan data yang kami miliki, produksi tembakau di Sumedang mencapai 21.000 ton per tahun. Namun, itu masih dalam bentuk bahan mentah,” ujar Cucu, Kamis, 13 Maret 2025.
Setelah panen, daun tembakau yang dihasilkan oleh petani di Sumedang akan diolah oleh pelaku industri tembakau setempat menjadi berbagai jenis produk olahan, seperti mole, rajang kasar, dan krosok. Hasil olahan tersebut kemudian dipasarkan ke Pasar Agribisnis Tembakau Tanjungsari atau dijual kepada tengkulak.
Lebih lanjut, Cucu menjelaskan bahwa Kabupaten Sumedang memiliki luas lahan pertanian tembakau mencapai 2.100 hektare. Dari 26 kecamatan yang ada, hanya satu kecamatan yang tidak memiliki aktivitas pertanian tembakau.
“Hampir seluruh wilayah di Sumedang memang sangat cocok untuk budidaya tembakau. Dari 26 kecamatan yang ada, hanya satu kecamatan yang tidak memiliki aktivitas pertanian tembakau,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap para petani tembakau, DPKP Sumedang terus mengembangkan program bantuan yang dibiayai dari DBHCHT. Bantuan tersebut mencakup sarana dan prasarana pertanian, pupuk, obat-obatan pertanian, benih, hingga alat pendukung pertanian lainnya.
“Setiap tahun, DKPP selalu menyalurkan bantuan bagi kelompok tani. Ini merupakan bagian dari program yang didanai oleh DBHCHT, guna meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan produksi tembakau Sumedang tetap optimal,” pungkasnya.