hallosumedang – Senja belum sepenuhnya turun saat puluhan mahasiswa berdiri tegak di tengah hamparan hijau Bumi Perkemahan Geotheater Rancakalong, Desa Sukahayu. Di antara udara pegunungan yang sejuk dan aroma tanah yang segar, tampak hadir sosok berseragam cokelat: AKBP Joko Dwi Harsono, Kapolres Sumedang. Sore itu, Sabtu (31/5/2025), bukan sekadar seremoni biasa. Ada pertemuan batin antara pemimpin kepolisian dan generasi muda dalam agenda bertajuk Leadership Camp yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Sebelas April (UNSAP).
Kegiatan yang diikuti sekitar 40 mahasiswa ini bukan sekadar kemah. Ia menjadi ruang tumbuh—untuk berdiskusi, menyatukan visi, dan menanamkan semangat menjaga keutuhan negeri. Hadir pula Wakapolres Kompol Sungkowo, Kasat Intelkam AKP Syarif Aripin, Kapolsek Rancakalong AKP Ahmad Sahidin, serta Ketua BAZNAS Sumedang, Ayi Subhan Hafaz, yang juga merupakan senior PMII.
Di hadapan para peserta, Kapolres Joko tidak hanya datang sebagai penegak hukum, tapi sebagai seorang ayah, pembimbing, dan sahabat yang ingin membangun jembatan pemahaman antara kepolisian dan mahasiswa.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. PMII UNSAP telah menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menciptakan ruang pembelajaran yang positif dan berdaya. Ini bukan hanya soal pelatihan kepemimpinan, tapi juga penguatan jiwa kebangsaan,” tuturnya dalam nada hangat namun penuh wibawa.
Ia menegaskan bahwa peran mahasiswa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak bisa digantikan. Di era informasi yang begitu cepat, mahasiswa bukan hanya dituntut untuk kritis, tetapi juga menjadi pelopor perdamaian dan penjaga persatuan.
“PMII harus berdiri di garda terdepan menjaga NKRI. Kritis itu penting, tapi jangan lupakan tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan. Jangan biarkan perbedaan memecah persatuan kita,” tegas Kapolres Joko, disambut anggukan penuh semangat dari para peserta.
Suasana menjadi lebih akrab ketika Kapolres mengajak mahasiswa untuk membangun komunikasi terbuka dengan kepolisian. Menurutnya, Polri tidak hanya bertugas menjaga hukum, tetapi juga hadir sebagai mitra masyarakat, termasuk kalangan kampus.
“Polisi dan mahasiswa jangan saling curiga. Justru kita harus bekerja bersama menciptakan Sumedang yang aman, damai, dan penuh inovasi. Ruang dialog seperti ini harus terus diperbanyak,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Kapolres juga mengingatkan pentingnya menyampaikan aspirasi secara damai dan dalam koridor hukum. “Silakan bersuara, tapi jangan sampai merusak. Demokrasi butuh kedewasaan,” pesannya.
Kegiatan yang berlangsung hangat ini ditutup dengan sesi diskusi terbuka, di mana mahasiswa bebas bertanya, menyampaikan pandangan, bahkan berbagi keresahan. Senyum, tawa, dan semangat mengisi sore hari yang mulai larut di Rancakalong. Tak ada sekat. Hanya tekad bersama: menjaga Indonesia dari dalam tenda kecil yang penuh harapan.