News

UPTD Pertanian Sumedang Maksimalkan DBHCHT untuk Teknologi Pasca Panen Tembakau

21
×

UPTD Pertanian Sumedang Maksimalkan DBHCHT untuk Teknologi Pasca Panen Tembakau

Share this article
DBHCHT Sumedang

SUMEDANG – Fluktuasi harga tembakau yang kerap merugikan petani mendorong UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Wilayah Sukasari bergerak cepat. Melalui pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), UPTD berfokus pada penguatan teknologi pasca panen untuk menjaga kualitas produksi sekaligus meningkatkan daya saing tembakau lokal.

DBHCHT sebagai Penopang Utama Petani

Kepala UPTD Pertanian Sukasari, Dadi Runadi, mengungkapkan bahwa alokasi DBHCHT tahun 2025 diarahkan pada bantuan sarana produksi pertanian (Saprodi) berupa pupuk, alat mesin pertanian, hingga peralatan pasca panen seperti alat perajang dan fasilitas pengering. Tak hanya itu, dana tersebut juga digunakan untuk pembangunan jalan usaha tani dan program pelatihan peningkatan kapasitas kelompok tani.

“Melalui bantuan ini, kami ingin mendorong petani agar mampu menghasilkan tembakau dengan kualitas lebih baik, sekaligus meningkatkan produktivitas mereka,” jelas Dadi.

Tantangan: Cuaca dan Rokok Ilegal

Meski berbagai dukungan terus digulirkan, harga tembakau masih sering tidak stabil. Menurut UPTD, terdapat dua faktor utama yang memengaruhi fluktuasi harga, yakni perubahan iklim yang sulit diprediksi serta maraknya peredaran rokok ilegal. Kondisi ini berimbas pada berkurangnya serapan tembakau oleh industri rokok resmi.

Teknologi Green House Jadi Solusi

Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, UPTD mendorong penggunaan teknologi pasca panen modern. Salah satunya adalah pengeringan tembakau dengan sistem Green House (GH) yang dinilai lebih efektif menjaga mutu hasil panen dan efisiensi proses pengolahan.

Selain itu, UPTD terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, baik dalam memberikan edukasi kepada petani maupun upaya penegakan hukum terkait peredaran rokok ilegal.

Fokus di Sentra Tembakau Tanjungsari dan Sukasari

Wilayah Tanjungsari dan Sukasari menjadi prioritas program karena hingga kini masih minim fasilitas rumah pengering. Sejumlah desa sentra tembakau seperti Kadakajaya, Pasigaran, Genteng, dan Sukasari telah menerima bantuan DBHCHT dalam bentuk sarana produksi hingga pembangunan akses jalan usaha tani.

See also  Rokok Ilegal Ancam Penerimaan Negara dan Kesehatan Masyarakat

Dengan optimalisasi DBHCHT serta penerapan teknologi pasca panen, UPTD Pertanian Sumedang menargetkan petani tembakau tidak hanya mampu bertahan dari fluktuasi harga, tetapi juga semakin mandiri dan sejahtera.

“Harapannya, strategi ini bisa memperkuat ketahanan ekonomi petani sekaligus menjadikan Sumedang sebagai model daerah dalam pengembangan agribisnis tembakau berbasis inovasi dan kebijakan tepat sasaran,” tutup Dadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *