Sumedang, 14 Juli 2025 – Menjadi awal baru bagi 352 siswa baru SMPN 1 Sumedang. Raut wajah ceria menyambut hari pertama sekolah yang dibuka dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Namun bukan sekadar pengenalan gedung atau tata tertib, Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila, membawa pesan besar: MPLS sebagai gerbang pembentukan karakter peduli lingkungan dan anti kekerasan.
Dalam upacara pembukaan yang ditandai penyematan kartu peserta secara simbolis, Wabup Fajar mengapresiasi sekolah ini sebagai pionir “sekolah ramah lingkungan” di Kabupaten Sumedang.
“SMPN 1 ini sekolah kebanggaan kita. Sudah selangkah lebih maju menuju ‘Zero Waste School’. Kita harus tanamkan semangat cinta lingkungan sejak hari pertama anak-anak sekolah,” ujar Wabup.
Go Green Dimulai dari Sekolah
Wabup juga menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan agar semua sekolah mulai mengadopsi praktik pemilahan sampah, membawa tumbler, dan menjaga fasilitas umum seperti “toilet cantik” sebagai bagian dari budaya etika hidup bersih.
“Toilet bukan hanya tempat buang air. Ia cermin karakter. Kalau bersih, berarti siswanya beretika. Dan ini harus dijaga bersama,” katanya menegaskan.
Deklarasi Sekolah Ramah Lingkungan dan Anti Kekerasan
Dalam momen bersejarah ini, ditandatangani pula Deklarasi Sekolah Ramah Lingkungan dan Anti Kekerasan oleh Wabup Fajar, Kadisdik Eka Ganjar Kurniawan, Kabid SMP Yudi Purwana, dan Kepala SMPN 1 Edeng Sutarya.
“Kami warga SMPN 1 Sumedang berkomitmen menjadikan sekolah ini ruang belajar yang bersih, hijau, sehat, dan bebas sampah,” ucap Edeng, menegaskan semangat Go Green & Anti Violence.
Langkah konkret lainnya yakni semua siswa diwajibkan membawa tumbler dan misting sendiri dari rumah, serta mengelola sampah lewat pemilahan dan daur ulang.
Karakter Dimulai dari Lingkungan
Wabup Fajar menutup sambutannya dengan pesan penting kepada siswa dan guru: “MPLS bukan hanya perkenalan, tapi pembiasaan. Di sinilah semangat cinta lingkungan, gotong royong, dan etika bersosial dibentuk. Mari kita lahirkan generasi SPENSA yang kuat secara intelektual dan bijak secara ekologis.”