News

Sumedang Tak Lagi Andalkan Rokok, Tembakau Disiapkan Jadi Parfum dan Pestisida Nabati

46
×

Sumedang Tak Lagi Andalkan Rokok, Tembakau Disiapkan Jadi Parfum dan Pestisida Nabati

Share this article
Tanaman Tembakau
Tanaman Tembakau (Foto Tangkapan Layar dari Youtube)

Sumedang, 24 Juni 2025 – Di balik aroma khas daun tembakau kering yang selama ini identik dengan industri rokok, Kabupaten Sumedang mulai menulis lembaran baru dalam cerita pertaniannya. Melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Pemerintah Kabupaten Sumedang kini mendorong diversifikasi tembakau sebagai bahan baku produk lain yang lebih bernilai dan ramah lingkungan.

Tak tanggung-tanggung, parfum dan pestisida nabati masuk dalam daftar potensi baru yang sedang dikembangkan.

“Kita ingin mengangkat tembakau lebih dari sekadar bahan rokok. Ternyata, jika diolah dengan tepat, tembakau bisa punya banyak fungsi, termasuk sebagai pengusir hama alami atau bahan parfum,” ujar Iwan Gustiawan, Kabid Ketahanan Pangan DPKP Sumedang.

Tembakau Tak Lagi Musiman, Kajian Musim Hujan Dimulai

Lebih dari sekadar diversifikasi produk, DPKP Sumedang juga mulai menantang pola lama: bahwa tembakau hanya bisa ditanam saat kemarau. Kini, kajian serius tengah dilakukan untuk melihat kemungkinan budidaya tembakau di musim hujan.

“Kalau bisa ditanam saat hujan, berarti kita punya masa tanam yang lebih panjang, produktivitas meningkat, dan petani tak tergantung cuaca,” jelas Iwan.

Inovasi ini diharapkan menjadi jawaban atas tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian musim yang sering menghantam sektor pertanian.

Petani Tak Dibiarkan Sendiri: APTI Jadi Garda Stabilitas Harga

Untuk menjaga kestabilan harga, mayoritas petani tembakau Sumedang kini telah bergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Organisasi ini tak hanya menjadi tempat berhimpun, tapi juga bertindak layaknya “koperasi besar” yang mengatur distribusi dan menjaga harga jual agar tetap menguntungkan petani.

“APTI berfungsi sebagai korporasi petani. Tapi memang belum semua terjangkau sosialisasi. Karena itu pendekatan kami bertahap,” imbuh Iwan.

Koneksi Langsung ke Industri: Rantai Pasok yang Lebih Manusiawi

Tak berhenti di hulu, DPKP juga tengah memfasilitasi pertemuan reguler antara petani dan pelaku industri tembakau. Tujuannya jelas: membangun rantai pasok yang saling mengenal, saling menghargai, dan saling untung.

“Kami ingin tembakau Sumedang bukan hanya laku, tapi dihargai. Bukan sekadar angka di tengkulak, tapi jadi identitas petani yang punya nilai tambah,” tegasnya.

See also  Ribuan Petani dan Buruh Industri Tembakau Sumedang Didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *