SUMEDANG, 23 Juli 2025 – Komitmen tinggi terhadap pembaruan sistem pendidikan dan pemberdayaan ekonomi membawa Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah menorehkan prestasi nasional. Pada Rabu, 23 Juli 2025, pesantren yang berpusat di Kabupaten Sumedang ini menerima Penghargaan Transformasi Pesantren (Pesantren Transformatif) dari DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam ajang penghargaan bergengsi di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pesantren yang berhasil melakukan terobosan besar dalam bidang inovasi pendidikan, penguatan ekonomi mandiri, serta peningkatan peran pesantren dalam pembangunan masyarakat.
Abuya Terima Penghargaan Langsung dari Ketum PKB
Penghargaan diterima langsung oleh Pimpinan Umum Pesantren, Abuya Prof. Dr. (H.C.) K.H. Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, MA, dari Ketua Umum DPP PKB, Dr. Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si. Dalam sambutannya, Abuya menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar pesantren terus menjadi mercusuar kebaikan bagi umat.
“Penghargaan ini bukan hanya milik pesantren kami, tetapi milik seluruh santri, guru, dan masyarakat yang terus mendukung perjalanan dakwah dan pendidikan kami. Semoga ini menjadi pendorong untuk terus meningkatkan manfaat bagi umat,” ujar Abuya.
Pengakuan Tingkat Nasional: Bersama Pesantren Terbaik
Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah berdiri sejajar dengan beberapa pesantren besar lainnya yang turut menerima penghargaan serupa, seperti Ponpes Raudlatul Ulum, Ponpes Salafy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo, dan Ponpes Nahdliyin Agrobisnis Gunung Lerang. Penghormatan terhadap kontribusi pesantren ini juga mendapatkan atensi dari Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, yang turut menyampaikan ucapan selamat secara resmi.
Inovasi Pendidikan dan Ekonomi sebagai Pilar Transformasi
Pesantren Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah dikenal luas atas komitmennya dalam menerapkan pendidikan berbasis integrasi antara ilmu agama, sains, dan teknologi, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui unit usaha produktif. Inovasi ini dianggap sebagai bagian dari solusi strategis dalam menjawab tantangan dunia pendidikan modern di tengah arus globalisasi.
“Transformasi yang dilakukan bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga pola pikir dan strategi dakwah yang adaptif, relevan, dan solutif,” ungkap salah satu pengurus pesantren.
Harapan Abuya: Pesantren Harus Jadi Pilar Kebaikan Umat
Abuya menyatakan bahwa penghargaan ini menjadi cambuk semangat untuk terus memperkuat peran pesantren sebagai pusat pembentukan akhlak, ilmu, dan ekonomi umat.
“Kami berharap Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah bisa menjadi model inspiratif bagi pesantren lainnya. Bahwa transformasi bisa dilakukan tanpa kehilangan ruh pesantren,” tuturnya.
Penghargaan nasional yang diraih oleh Pesantren Asy-Syifaa Wal Mahmuudiyyah merupakan bukti bahwa pesantren mampu menjadi aktor utama dalam pembangunan bangsa, tidak hanya sebagai lembaga keagamaan, tetapi juga sebagai pendorong revolusi pendidikan dan ekonomi umat. Semoga kiprah pesantren ini terus meluas dan menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain di seluruh Indonesia. (Fathul Arif)